Kamis, 08 Desember 2011

Iklan Politik - 6 November 2011


Pada pertemuan kuliah yang terakhir ini, kami para mahasiswa tidak ada pertemuan dikelas dimana dosen memberikan penerangan mata kuliah dan membahas suatu topik. Tetapi kali ini kami para mahasiswa diberi kesempatan untuk membuat ringkasan dari materi yang dituliskan dalam blog http://ekoharrysusanto.wordpress.com/ oleh Dr. Eko Harry Susanto yang bertemakan Iklan Politik dan Kegagalan Parpol.

Seperti yang kita ketahui biaya dalam pembuatan iklan membutuhkan dana yang cukup besar, terlebih pembuatan iklan untuk pemilihan umum atau iklan iklan politik lainnya. Pada tahun 2009 biaya iklan dalam pemilihan umum mencapai Rp2,154 triliun yang diperkirakan meningkat hingga 335persen dibanding pemilihan umum tahun 2004. Dana yang dikeluarkan sangat besar untuk mencapai sebuah kemenangan maka sebesar itupula harapan harapan dari para kandidat agar dapat menang. Mungkin adapula beberapa orang yang menghalalkan segala cara agar tujuannya dapat tercapai. 


Iklan kampanye politik cukup menarik perhatian dari para khalayak, baik dari segi populernya tokoh politik hingga kemasan dalam iklan yang disampaikan kepada khalayak. Para kandidat berlomba untuk membuat image atau pencitraan diri yang positif dan baik diamata khalayak. Dan adapula yang mengobral janji-janji manis ketika para kandidat terpilih. Melalui media elektronik dan media cetak banyak kita jumpai iklan iklan politik yang mereka gunakan. Baik dari iklan di media eletronik televisi, hingga radio. Media cetak Koran, majalah hingga media internet. Pada saat ini pengiklanan yang paling cepat terjadi dan cepat tersampaikan kepada khalayak adalah pengiklanan yang menggunakan media internet. Selain memperhitungkan biaya yang relative murah dan secara cepat dapat diakses oleh masyarakat banyak.


Keberhasilan iklan politik diletakkan pada perspektif penyelenggaraan pemilu untuk seluruh kepentingan rakyat namun masih tingginya jumlah golput, dengan begitu partai politik ternyata tidak mampu mempengaruhi khalayak dalam memberikan suara saat pemilu. Partai politik memiliki peran penting dan dominan dalam pemilihan umum baik legistatif maupun Presiden dan wakil Presiden. Untuk mempengaruhi khalayak agar dapat menentukan pilihan dan tidak menjadi golput, sehingga partai politik yang sudah mengeluarkan dana kampanye dalam jumlah nominal yang besar dapat terbayarkan.  

Jumat, 02 Desember 2011

Dunia pekerjaan – 28 November 2011


Pada pertemuan kuliah yang ke duabelas ini, Bapak Tony Ryanto memberikan kami pengarahan tentang pembekalan dalam dunia kerja nantinya setelah lulus dan mendapatkan gelar S1. Didalam kelas, kami para mahasiswa mahasiswi lebih banyak sharing.

Pak Tony banyak memberikan kami kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi cerita atau sharing tentang pengetahuan kami para mahasiswa mahasiswi tentang bidang pekerjaan yang berhubungan dengan komunikasi, baik Jurnalistik, Periklanan, maupun Public Relation.  Menurut beliau tidak hanya cukup bermodalkan pandai atau fasih dalam bahasa inggris, namun juga diperlukan hal-hal lainnya yang perlu dipersiapkan sebelum benar-benar memasuki dunia pekerjaan.

Dalam bidang Jurnalistik yang saat ini sedang berkembang dengan pesat, media massa dalam hal pencarian berita atau informasi, meliput serta menyebarkan informasi yang didapat kepada khalayak. Tentunya bidang pekerjaan inilah sangat membutuhkan loyalitas, tanggungjawab, serta dedikasi yang cukup tinggi, tidak hanya dibekali kemampuan bahasa inggris namun keahlian atau skill kita juga patut ditonjolkan agar mampu bersaing dengan yang lainnya.

 
Sedangkan dalam bidang periklanan yang cukup menarik perhatian banyak orang. Karena keberhasilan sebuah produk (barang atau jasa) berawal dari iklan yang disampaikan media kepada khalayak. Selain ilmu pengetahuan yang dimiliki kemampuan atau skill dalam menciptakan sesuatu yang baru yang unik dan berbeda dari iklan lainnya. Termasuk juga dalam pembuatan tagline, agar mampu bersaing dalam skala internasional, maka digunakan pula kata-kata dalam bahasa inggris.


Beda halnya dengan bidang public realtion yang membutuhkan kemahiran dalam bertututr kata yang baik. Seorang PR harus mampu mensosialisasikan apa yang sedang terjadi dengan baik, sopan, bertutur kata halus didepan banyak orang atau media, serta mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan rekan-rekan atau media partner lainnya. Fasih dalam bahasa inggris merupakan nilai tambah bagi seorang PR.



Tidak hanya fasih bahasa inggris untuk dapat diterima di suatu bidang pekerjaan, tapi  juga fasih dalam beberapa bahasa asing lainnya merupakan nilai tambah yang tinggi. Tentu saja diperlengkapi dengan kemampuan-kemampuan lainnya, dengan begitu anda akan siap untuk terjun dalam dunia pekerjaan yang sesungguhnya.
 

Kamis, 24 November 2011

Kesetaraan Gender – 21 November 2011


Pada pertemuan kuliah yang ke sebelas ini, Ibu Dra. Henny E. Wirawan M.Hum, Psi membahas tentang Kesetaraan Gender. Diawal kuliah beliau mengajak kami para mahasiswa mahasiswi untuk membuat kelompok kecil dan mendiskusikan tentang sosok pria dan wanita yang ditampilkan dalam media baik media elektronik maupun media cetak.

 

Ternyata banyak diantara kami para mahasiswa membuat kesimpulan bahwa sosok wanita merupakan sebagai objek sex, selalu diremehkan, lemah, tidak berdaya, menjadi korban, dan dualisme. Sementara sosok pria digambarkan sebagai sosok yang kuat, dominan, sebagai pelaku, pemimpin, dan menjadi nomor satu. Seperti itulah sosok wanita yang digambarkan secara universal dalam media.

Banyak khlayak membuat persepsi ( cara pandang baik negative maupun positif ) sehingga membentuk steriotip ( yang memberi label atau menyetarakan tentang suatu hal ) sehingga membentuk prasangka ( yang berhubungan dengan sikap atau tingkah laku terhadap sesuatu yang distreotipkan ) dan menimbulkan deskriminasi ( pengasingan terhadap sesuatu atau membentuk pengelompokan.

Sosok wanita digambarkan dalam media iklan dan majalah harus yang tinggi, cantik, putih, langsing, fashionable, mengerti akan segala isi rumah, keuangan, seks, komersil, cerewet, tidak logis, serta menarik perhatian. Dalam media film digambarkan sebagai sosok wanita yang lemah, manja, cantik namun bodoh, tidak menarik namun pintar. Seperti itulah yang digambarkan media elektronik maupun cetak dalam menampilkan sosok wanita.

Sosok pria digambarkan dalam media iklan dan majalah harus memiliki tubuh yang atletis, sixpacs, tampan, bertenaga, gerak cepat, inisiatif, mengerti akan soal otomotif. Dalam media film digambarkan sebagai sosok pria yang mampu menyelesaikan masalah, terkuat, mampu diandalkan, playboy, kaya raya, serta mengandalkan logika. Itulah yang digambarkan media elektronik maupun media cetak dalam menampilkan sosok pria.

Bicara soal gender tidak selalu menyangkut tentang sex pria dan wanita, tidak akan pernah habis dan terselesaikan jika membahas tentang sosok pria dan wanita yang selalu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena pria dan wanita akan selalu mengeluarkan egonya masing-masing demi mempertahankan gengsi mereka. Sebab itulah adanya pria dan wanita yang akan hidup bersama guna untuk saling melengkapi dari kekurangannya dengan kelebihan dari pasangannya. Dengan begitu perbedaan antara pria dan wanita dapat ditutupi dengan kelebihan yang ada. Tetapi juga bagi para wanita janganlah berdiam diri ketika diperlakukan tidak adil oleh sosok pria yang ternyata lebih dominan dan kuat. Inilah saatnya para wanita menunjukkan sisi maskulin, serta menunjukkan bahwa wanita mampu melakukan apa yang dilakukan para pria, dan yang tidak mampu dilakukan pria namun mampu dilakukan oleh wanita pada umumnya.

 

Minggu, 20 November 2011

Photograph Digital – 14 November 2011


Pada Pertemuan kuliah yang kesepuluh kali ini, Bapak Didit Anindita akan membahas mengenai Photography Digital. Beliau menjelaskan beberapa hal yang penting dalam dunia fotografi digital. Fotografi terdapat beberapa jenis aliran dalam pengambilan foto. Seperti fashion, advertising, food, wedding, hingga nature dan lainnya.


Dalam pengambilan gambar menggunakan kamera, kita juga harus mengenal kamera tersebut dengan baik, dimulai dari fitur-fitur yang ada dalam kamera tersebut. Dengan begitu kita dapat dengan mudah menggunakan kamera tersebut dalam pengambilan gambar yang dituju. Disaat kita mengambil gambar objek kamera digital akan mempresentasikan warna dalam satuan RGB (Red Green Blue) dan akan diterjemahkan oleh computer dan dikomputer data akan disimpan dalam satuan penyimpanan file itulah point yang utama. Point yang kedua adalah resolusi dimana setiap kamera terdapat kapasitas resolusi yang berbeda-beda. Dan satuan resolusi tersebut biasa disebut dalam Megapixel. (Mb), semakin besar satuan megapixel maka gambar yang dihasilkan kamera tersebut sangat baik begitu juga sebaliknya.


Point selanjutnya yang harus diperhatikan adalah format gambar. Format gambar yang dihasilkan pada umumnya berformat dasar JPG atau JPEG. Namun adapula beberapa kamera digital yang memiliki format RAW. Format RAW merupakan data file mentah yang tidak mengurangi kapasitas gambar (warna, resolusi, dan lainnya) maka ukuran data file dalam format ini memiliki ukuran file besar. Adapula 3 bagian yang terpenting dalam proses pemotretan hingga proses pencetakan yaitu sesi pemotretan, editing, serta pencetakan.


Dalam photography kita tidak lepas dalam proses editing. Berikut adalah beberapa format gambar yang dapat digunakan untuk mengedit gambar ;
1.       JPEG (Join Photograph Expert Group)
Membutuhkan media penyimpanan sebesar 1-2 MB. Bekerja pada 24 bit warna / 16,7 juta warna. Kualitas warna gambar dengan format JPG/JPEG akan berbeda dengan format gambar RAW. Format ini sangat fleksibel pada media cetak dan internet, walaupun tidak bisa mengakomodasikan layer atau channel.
2.       TIFF (Tag Image File Format)
Membutuhkan media penyimpanan sebesar 9 MB.
3.       PDF (Portable Document Format)
Format yang biasa digunakan saat foto atau gambar akan dicetak. Gambar atau foto yang menggunakan format ini, tidak akan bisa diedit lagi komposisinya.
4.       PSD (Photoshop Document)
Harus memiliki format file aslinya / native format. Biasanya digunakan saat editor hendak mengedit kembali file tersebut suatu saat nanti.


Dalam kamera digital yang kita gunakan, kita mengenal beberapa aplikasi yang ada di kamera dan harus kita pahami sebelum melakukan pemotretan diantaranya; 
  1.   ISO
Kepekaan kamera terhadap sinar (100, 2000, 400, 800, 1600, dan 3200). Semakin tinggi sinar yang masuk, maka ISO yang digunakan semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Namun semakin tunggi angka ISO akan menyebabkan pecahnya gambar dan disarankan untuk menggunakan ISO max 400
 2.      Shutter speed
Kecepatan waktu yang dibutuhkan dalam menangkap sinar yang masuk ke dalam kamera, dan dinyatakan dalam satuan detik (… 1, ½ , ¼ , 1/8 , …)
 3.      Aperture / diafragma
Merupakan banyaknya sinar yang masuk kedalam kamera, yang dinyatakan dengan lambing ” F ” (… , F4, F5, F8, …
 4.  Fokus
Merupakan jarak antara  kamera dengan objek, yang akan menghasilkan kualitas gambar yang baik
 5.      White balance
Dalam kamera digital white balance merupakan warna putih yang sebenarnya. Putih itu sendiri memiliki beberapa jenis, seperti putih neon (fluorescents), pijar (tungsten), sinag hari (tepat jam 12), dan lainnya.
 6.      Image size
Yang terdiri dari format RAW, RAW + JPG, JPEG HIGH, JPEG MEDIUM, dan JPEG LOW.


Setelah memahami dan mengenal kamera digital yang akan digunakan barulah kita dapat melakukan proses pemotretan lalu ketahap editing dan proses terakhir percetakan sehingga menghasilkan gambar yang baik.