Kamis, 06 Oktober 2011

Media Massa dan Budaya Massa – 03 Oktober 2011


Pada Pertemuan kuliah yang ke-enam ini Ibu Aminah Swarnawati akan membahas tentang Media massa dan Budaya Massa. Dalam mata kuliah ini Beliau menjelaskan bahwa media massa akan mempengaruhi Khalayak melalui pesan yang disiarkan. Adapula media massa yang mempengaruhi khalyak secara jangka waktu yang pendek dan panjang, karena dipengaruhi dengan adanya kekuatan tertentu dalam mempengaruhi khalayak dalam menerima pesan.

Menurut Bennet dan Tumin, KEBUDAYAAN MASSA merupakan “ Seperangkat ide bersama dan pola perilaku yang memintas garis sosio-ekonomi dan pengelompokan sub-kultural dalam suatu masyarakat yang kompleks. ”

Budaya Massa itu sendiri merupakan budaya populer yang dihasilkan industry produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan pada khalayak konsumen. Adapula menurut Aliran Frankfurt, yang menyatakan bahwa budaya populer adalah budaya massa yang dihasilkan industri budaya untuk stabilitas maupun kesinambungan kapitalisme.

 Dilain sisi Fishwick dan Wilson mengakui bahwa BUDAYA POPULER sebenarnya dapat diartikan sebagai “ Bentuk budaya yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu masyarakat tertentu. ”. Budaya tersebut dipengaruhi dalam berbagai rangsangan dari luar (termasuk media massa) yang tidak kita sadari namun membuat kita melakukannya.

Contoh : Produk makanan yogurt, karena banyaknya iklan media massa yang mempromosikan produk tersebut maka konsumen akan mulai tertarik akan produk tersebut dan mulai untuk mengkonsumsinya. Karena budaya massa dapat muncul dalam bentuk mengikuti selera masyarakat pada umumnya.

Budaya massa tidak hanya bersifat material tetapi juga immaterial, seperti cara berpendapat dan berpikir, cara merasakan sesuatu sampai pada tindakan tertentu. Ghanney dan McQuail mengemukakan bahwa peranan media massa berkaitan erat dengan budaya massa yang mengendalikan dan mengarahkan perilaku khalayak konsumen.

Adapula 3 Tahap  Perkembangan Media Massa dalam kaitannya dengan Budaya Massa. Wilson mengutip pendapat Ralp Lowenstein dan John Merril yang mengatakan bahwa ada 3 tahap, yaitu:
1.      Tahap Elit
Berlalunya perkembangan media cetak pada abad 16, maka BUDAYA ELIT yang merupakan budaya yang dimonopoli kaum berpendidikan dan kaum kaya serta para aristokrat perlahan memudar. Budaya elit mulanya mengacu pada suatu budaya masyarakat kelas atas. Pada saat itu pemisahan budaya kelas atas dengan kelas bawah masih sangat terasa. Masyarakat bawah hanya berfungsi sebagai penghibur kaum elit.

2.      Tahap Populer
Perkembangan media massa memungkinkan rakyat biasa menikmati, mengikuti, mempelajari segala sesuatu yang sebelumnya hanya dinikmati oleh kelompok atas. Pada saat bangkitnya masyarakat untuk memiliki segala sesuatu berdasarkan terpaan media itulah timbul BUDAYA MASSA.

3.      Tahap Spesialisasi
AS dipandang dalam sejarah media massa sebagai bangsa yang mempelopori era spesialisasi media. Di AS timbul gerakan yang mengarahkan media kepada khalayak tertentu, baik secara demografis (berdasarkan usia, pekerjaan, jenis kelamin) maupun psikografis (berdasarkan gaya hidup, perilaku, sikap, pandangan). Pada tahap spesialisasi media dikelola secara profesional kemudia diarahkan kepada khalayak yang sudah direncanakan terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar