Kamis, 15 September 2011

Jurnalisme Warga Kebutuhan dan Problem – 12 September 2011


Dalam pertemuan kuliah yang ketiga ini, Pak Agus Sudibyo akan membahas mengenai Journalism Citizen. Journalism citizen sudah tidak asing lagi bagi beberapa khalayak, karena hampir keseluruhan masyarakat menjadi seorang  journalism.

Para wargapun dapat berperan secara aktif dalam proses jurnalisme, terlibat dalam proses pencarian, pengolahan serta penyajian data. Peran aktifnya para wargapun dapat dilakukan dalam diskusi dan problem solving di ruang publik media.

Kehadirannya para warga sebagai jurnalis, membantu para jurnalis profrsional dalam menemukan sebuah peristiwa yang tak terduga dan tak terjangkau. Misalnya saja seperti warga yang tidak disengaja melihat aksi seorang pihak yang berwajib berlaku kasar terhadap warga.

Tidak mudah bagi para warga untuk menjadi seorang jurnalis, karena saat ini teknologi informasi sudah berkembang secara pesat. Dalam media online memberikan kesempatan untuk para pembacanya berperan aktif juga dengan memberikan komentar atau berinteraksi dengan satu sama lainnya. Sebagai contoh Blog, twitter, serta Facebook pun dapat menjadi forum komunikasi dengan saling bertukar informasi. 


 Namun sangat disayangkan para warga yang berlaku sebagai jurnalis belum sepenuhnya memenuhi standart kode etik jurnalistik bahkan konten atau isi dari beritanya belum sepenuhnya berisikan tentang nilai nilai berita.
Sebuah artikel dapat dikatakan layak sepenuhnya jika didalamnya terdapat nilai berita yang terdiri dari Aktualitas, Akurasi, Keberimbangan, Relevansi, Signifikansi, Prominensi, Magnitude, Proksimitas, dan Kompetensi Sumber.

sedangkan seorang jurnalis membuat sebuah tulisan atau artikel yang berdasarkan kode etik jurnalistik yang meliputi Tidak Berprasangka, Mengandung Konfirmasi, Tidak Sarkastis, Sadistis, Pornografis, Menggunakan bahasa yang benar, Berdasarkan Fakta, Tidak beropini, Akurasi data, fakta, ilustrasi

Sangat dibutuhkan kecepatan dan keakuratan dari sebuah berita yang akan dipublish baik dari seorang jurnalis warga maupun jurnalis profesional. Namun keakuratan dari seorang jurnalis warga belum mendalam seperti jurnalis profesional. 

Karena secara mayoritas warga memberitakan sebuah peristiwa hanya berdasarkan satu sisi, tidak berimbang, serta tidak ada konfirmasi dan cenderung menghakimi obyek berita. Pelaku jurnalisme warga belum menguasai nilai-nilai berita, etika jurnalistik, prinsip ruang publik media.
Sebenarnya para jurnalis warga harus memahami :
  • Media adalah ruang publik sosial dengan nilai-nilai baku (nilai berita dan kode etik jurnalistik)
  • Profesi jurnalis bukan profesi sembarangan yang dapat dilakukan secara serampangan.
  • Berita berbeda dengan informasi satu sisi, gosip, atau syakwasangka
Sumber : Materi perkuliahan Bapak Agus Sudibyo - Dewan Pers - 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar